Sabtu, 26 November 2011

Lika-Liku Persahabatan

  Dahulu,aku mempunyai seorang sahabat. Kami bersahabat cukup lama hampir 7 tahun lamannya kami bersahabat. Kami berdua sangatlah kompak, pikiran, sifat, dan tingkah laku kami hampir sama. Ibuku dengan ibunya bersahabat, kakakku dengan kakaknya juga bersahabat. Aku sering sekali bermain ke rumahnya begitu pun sebaliknya, kebetulan rumah kami tidak terlalu jauh jaraknya bahkan tak jarang ibunya mau mengantarku pulang bila aku tidak ada yang menjemput. Teman-teman yang lain, guru-guru di sekolah menilai kami berdua sangatlah kompak.
    Tepat di semester akhir kami sekolah, ada sedikit masalah yang mengganggu persahabatan kami, padahal hanya masalah kecil yang mengganggu persahabatan ini. Begini ceritanya, saat itu sedang berlangsung pelajaran olah raga , guru kami menyuruh membagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang. Anehnya, saat itu guru kami memisahkan kami berdua,aku tau guru kami itu tau kemampuan kita berdua. Kami berdua ditunjuk menjadi kapten Tim. Aku sudah memilih dua orang temanku yang lain, tentunya aku memilih dua orang yang mahir bermain basket, namanya Fitri dan Puspa.
Tiba-tiba sahabatku itu menghampiriku dan berkata .
     "Fi,kamu memilih siapa untuk menjadi timmu?"tanya sahabatku.
     "Aku memilih Fitri dan Puspa,emangnya ada apa?"
     "Kamu memilih mereka? Mereka kan sudah menjadi timku, kamu tidak bisa seenaknya memilih mereka!"sentak dia.
     "Tapi mereka juga memang ingin menjadi timku, mengapa kamu menyentakku seperti ini, mereka kan punya hak untuk memilih tim "
     "Ya udahlah,terserah kamu aja yang penting aku ingin mereka menjadi timku ."paksa dia.
     "Hei,kamu tidak bisa seenaknya seperti itu dong ." Aku menyentak dia.
     "Hei aku juga punya hak ya, kamu tidak boleh egois seperti ini, "dia tetap saja menyentakku.
    Akhirnya,aku pun mengalah,aku takut menjadi musuh dengannya, aku sangat takut kami tidak akan menjadi sahabat lagi. Tapi apa daya, dia tetap saja membesar-besarkan masalah itu, sampai-sampai dia pernah berbicara yang tidak benar kepada orang lai tentangku, sering aku hanya sendiri di kelas.
    Saat ini kami sekolah di sekolah yang berbeda. Jika bertemu dengannya, aku sering mengajaknya tersenyum, tapi dia tidak membalas senyumanku itu. Aku pernah meng-sms dia, tapi dia hanya membalanya dengan sekedar menjawab pertanyaanku itu.
    Aku baru sadar bila dia mempunyai sifat angkuh seperti itu, dia juga selalu ingin menang sendiri. Aku tahu apa yang mendasari dia mempunyai sifat seperti ini, dia hanya sirik kepadaku.
Tapi sekarang aku sudah mempunyai sahabat-sahabat yang sangat baik dan pengertian kepadaku, kita selalu berterus terang bila ada hal yang kurang kami sukai dari satu sama lain. Aku berharap kami bisa menjadi sahabat untuk selama-lamanya, tidak ada masalah sedikit pun yang mengganggu kami semua,seperti yang ada dalam persahabatan kami dalam komunitas Suara Anak Negeri.
     Namun, aku juga takut bila kejadian itu terulang lagi pada diriku. Karena ada yang bilang bila kita bersahabat terlalu dekat lama-lama akan menjadi musuh. Nah,oleh karena itu mulai saat ini aku belajar untuk berterus terang kepada semua sahabatku. Tak jarang kita semua mempunyai pendapat yang berbeda, tapi akhirnya kita bisa menemukan jalan keluarnya.
     Lain sekali dengan sahabatku waktu itu, awal mula dia mempunyai sifat seperti itu, karena saat itu aku dan salah satu seorang temanku dicalonkan untuk menjadi pewakilan olimpiade MIPA, sedangkan dia tidak, saat itu aku sudah merasa tidak enak dengannya, tapi mau bagaimana lagi. Aku sangat tidak menyangka akan menjadi musuh dengannya. Di saat dia bermasalah denganku dia memanfaatkan hal itu untuk menjatuhkanku. Setela kejadian itu dia berubah sifat menjadi orang yang sangat berani beda sekali denganku banyak orang yang menilaiku pemalu, dan tidak sedikit juga yang menilaiku penakut. Ya,aku memang mengakui penilain orang lain tentang diriku ini. Tapi sifat pemalu dan penaku itu pelan-pelan mulai hilang semenjak aku bergabung dengan Suara Anak Negeri karena disitu aku belajar untuk sering tampil di depan orang banyak.
    Terkadang aku suka merenung  "Mengapa aku bisa sampai pernah bersahabat dengan orang sejahat dia". Tapi aku berpikir, aku harus selalu mempunyai pemikiran baik tentangnya. Aku masih ingin berteman dengannya, sekarang sudah hampir 3 tahun kami tidak berhubungan, ibu dan kakak kami juga tidak pernah berhubungan lagi.


NB : Ini benar-benar kisah nyata,pengalaman pribadi :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar